![translation](https://cdn.durumis.com/common/trans.png)
Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
[Pengembang, Melanjutkan Studi Pascasarjana] 11. Untuk Pengembang yang Berencana Melanjutkan Studi Pascasarjana
- Bahasa penulisan: Bahasa Korea
- •
-
Negara referensi: Semua negara
- •
- Pendidikan
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Untuk pengembang yang mempertimbangkan untuk melanjutkan studi pascasarjana, kami telah menganalisis proses persiapan dan pro kontra berdasarkan pengalaman melanjutkan studi di program pascasarjana khusus.
- Program pascasarjana khusus menyediakan gelar master dan kesempatan untuk berjejaring, tetapi juga memiliki biaya kuliah yang mahal dan kesulitan menulis tesis.
- Sebelum melanjutkan studi, pertimbangkan dengan cermat beban biaya, investasi waktu, dan tujuan yang ingin dicapai, dan putuskan apakah pilihan ini tepat untuk Anda.
Ada pengembang yang mempertimbangkan untuk melanjutkan ke program pascasarjana untuk karier mereka atau untuk pembelajaran yang lebih dalam. Namun, mengingat biaya kuliah yang mahal dan waktu yang dibutuhkan, penting untuk menetapkan tujuan yang jelas sebelum mendaftar. Saya akan berbagi beberapa hal yang menurut saya bermanfaat untuk dipersiapkan berdasarkan pengalaman saya dalam mendaftar ke program pascasarjana khusus.
Pertimbangan Saat Mendaftar ke Program Pascasarjana
- Program pascasarjana khusus biasanya memiliki biaya kuliah sekitar Rp 6.500.000 - Rp 7.000.000 per semester, dengan total 5 semester. Ini adalah keputusan yang harus dipikirkan dengan matang. Mengingat biaya kuliah yang mahal, Anda perlu mempertimbangkan apakah Anda akan menggunakan pinjaman atau mampu membiayai sendiri biaya kuliah tersebut.
- Perkuliahan biasanya berlangsung 2-3 kali seminggu di malam hari (biasanya dimulai pukul 19.00), sehingga sulit untuk dijalankan bersamaan dengan pekerjaan. Anda perlu mempertimbangkan hal ini terlebih dahulu sebelum mendaftar. Oleh karena itu, sebagian besar orang memilih program pascasarjana yang dekat dengan kantor mereka, atau kadang-kadang mereka memilih program pascasarjana yang memiliki kelas di akhir pekan.
- Dalam program pascasarjana umum, Anda dapat menghabiskan waktu penuh di laboratorium dan membangun pengalaman R&D melalui berbagai penelitian. Namun, dalam program pascasarjana khusus, karena Anda akan bekerja sambil kuliah, Anda biasanya hanya mengikuti kelas saja. Ini berbeda dari tujuan penelitian dan pengembangan.
- Kebanyakan orang yang datang ke program pascasarjana khusus memiliki tujuan untuk mendapatkan gelar master atau membangun koneksi (networking). Anda harus menetapkan tujuan yang jelas sebelum mendaftar.
Keuntungan Program Pascasarjana Khusus
Mendapatkan Gelar Master
Berbeda dengan program pascasarjana umum, Anda dapat memperoleh gelar master dengan lebih mudah sambil bekerja. Program pascasarjana umum mewajibkan Anda untuk menulis tesis, tetapi program pascasarjana khusus biasanya tidak mewajibkan tesis, dan Anda dapat menyelesaikan program dengan mengikuti kelas tambahan.
Networking
Karena biasanya orang-orang yang bekerja di industri tersebut yang mendaftar ke program ini, Anda mungkin mendapatkan bantuan ketika ingin pindah pekerjaan. Saya sendiri memiliki teman yang bekerja sebagai eksekutif di Naver, dan saya dapat bertemu berbagai orang dari berbagai bidang, seperti pengembang senior, perencana, dan sebagainya, sehingga saya dapat memperoleh banyak informasi.
Kerugian Program Pascasarjana Khusus
Biaya Kuliah yang Mahal
Biaya kuliah biasanya sekitar Rp 6.000.000, yang tergolong mahal dibandingkan dengan biaya kuliah saat kuliah S1. Meskipun kualitas kelas mungkin berbeda di setiap program, Anda biasanya hanya mengambil 2-3 mata kuliah per semester. Hal ini membuat biaya kuliah terasa lebih mahal. Dengan total 5 semester, Anda perlu mempertimbangkan biaya kuliah tersebut * 5, dan menilai apakah Anda mampu membiayainya, dan apa yang dapat Anda peroleh dengan menginvestasikan biaya tersebut.
Tesis Kelulusan
Tesis kelulusan master biasanya ditulis dengan panjang sekitar 50 halaman. Memang, menulis tesis untuk mendapatkan gelar master cukup sulit. Namun, jika Anda ingin beralih ke R&D atau melanjutkan ke program doktoral, banyak lembaga yang mewajibkan tesis sebagai bukti prestasi Anda. Oleh karena itu, lebih baik untuk menulis tesis, dan jika tujuan Anda adalah networking atau memperoleh gelar master, menulis tesis tidak menjadi masalah.