투잡뛰는 개발 노동자

[Non-Major, Survive as a Developer] 2. Apa Itu Developer? Prospek Developer

  • Bahasa Penulisan: Bahasa Korea
  • Negara Standar: Semua Negaracountry-flag
  • TI

Dibuat: 2024-03-28

Dibuat: 2024-03-28 19:59

Bukan Lulusan IT, Tetap Bisa Bertahan Sebagai Developer


#2. Apa Itu Developer? Prospek Developer


Secara umum, developer dipandang sebagai individu yang ahli dalam membuat program dan memiliki pengetahuan komputer yang mendalam. Meskipun pernyataan 'orang yang membuat program' memang tepat untuk menggambarkan developer, pemahaman yang lebih rinci akan menunjukkan betapa beragamnya profesi developer. Secara pribadi, saya berpendapat bahwa istilah yang lebih tepat untuk menggambarkan profesi ini adalah Pengembang Perangkat Lunak.

Perangkat lunak memiliki berbagai jenis, seperti program utilitas yang umum kita kenal seperti Microsoft Word dan PowerPoint, aplikasi web, aplikasi mobile, game, dan masih banyak lagi. Developer biasanya fokus pada satu atau beberapa bidang pengembangan. Misalnya, Web Developer berfokus pada pengembangan aplikasi web.

Oleh karena itu, ketika menyebut developer, biasanya ditambahkan dengan bidang yang mereka geluti, seperti Web Developer, Mobile Developer, Game Developer, dan sebagainya.

Daripada hanya berangan-angan ingin menjadi developer, lebih baik memahami bidang-bidang apa saja yang ada dalam profesi developer dan memilih bidang yang sesuai dengan minat dan kemampuan Anda. Mari kita lihat contoh berikut agar lebih mudah dipahami.


<Contoh>

Pak Budi, lulusan Manajemen di universitas, sedang mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Ia mendengar kabar bahwa teman satu jurusannya diterima kerja sebagai developer dan mulai tertarik dengan profesi tersebut. Saat mencari informasi tentang developer, Pak Budi menyadari bahwa developer memiliki berbagai macam bidang. Ia merasa bahwa Mobile Developer dan Web Developer sesuai dengan karakter dan minatnya, sehingga ia mulai mempertimbangkan kedua pilihan tersebut.


Lalu, bagaimana menurut saya prospek developer?


Sebelum pandemi, prospek developer tidak begitu menjanjikan.

Kerap kali lembur dan harus bekerja di akhir pekan, bahkan ada ungkapan bercanda bahwa developer usia 40-an akan membuka usaha waralaba ayam goreng.

Namun, situasi berubah drastis setelah pandemi. Pemberlakuan pembatasan sosial menyebabkan meningkatnya permintaan akan infrastruktur non-tatap muka. Banyak perusahaan meluncurkan layanan IT, dan seiring dengan itu, permintaan akan developer juga melonjak drastis.

Demi mendapatkan developer, perusahaan-perusahaan IT berlomba-lomba untuk menarik minat mereka, fenomena yang disebut 'berebut developer' pun terjadi. Beberapa perusahaan besar bahkan menawarkan gaji awal yang fantastis, mencapai 600 juta rupiah, sehingga banyak orang akhirnya mengetahui keberadaan profesi developer. Selain itu, diberlakukannya aturan kerja 52 jam per minggu oleh pemerintah telah banyak memperbaiki kondisi kerja yang sebelumnya kurang baik, seperti lembur dan kerja di akhir pekan. Saya sendiri, sebagai developer, merasakan langsung dampak positif dari peningkatan nilai developer dan perbaikan kondisi kerja.

Saya memperkirakan prospek developer akan terus membaik di masa mendatang dibandingkan dengan profesi lain.


Meningkatnya layanan non-tatap muka akibat pandemi dan menjadikannya kunci utama dalam revolusi industri 4.0 seperti AI, kecerdasan buatan, big data, dan cloud, membuat layanan IT mudah ditemukan di berbagai aspek kehidupan kita. Layanan IT akan terus berkembang dan bidang-bidang baru akan bermunculan. Oleh karena itu, dengan tekun mengembangkan diri, mengikuti tren terkini, dan kemauan untuk terus belajar, selama masih ada tenaga untuk mengetik di keyboard, saya percaya profesi developer akan terus relevan dan menjanjikan.


Komentar0